Selasa, 11 November 2014

Pernah



Tunduk dalam katamu aku pernah
Patuh apa yang kau minta aku pernah
Siap saat kau menginginkan ku ada
Tegar pada apapun yang kau cela

Aku berdiri dengan badanku yg tak hangat
Aku berjalan dengan lututku yang lemah
Aku tersenyum dengan tangisan hati yang mengikat
aku menari dengan gerakan yang payah

Pernah kau menyaksikan aku berjuang ?
Pernah kau mendengar ungkapan ku?
Pernah kau merasakan kasih sayang ?
Pernah kau perdulikan tindakan ku ?

Tak lagi kau boleh memimpinku
Bukan aku lah aktris dalam kisahmu
Tak lagi kau boleh merampas bebasku
Bukan aku lah kaki tanganmu

Menjerit dalam bisu
Rasa yang telah pilu
Sumpah akan derita
Luluhkan segala cerita

Rabu, 26 Desember 2012

Selamat Jalan Teman Kecilku


Apakah kau bisa lihat ? aku menuliskan ini di tempat kerjaku dengan wajah yang entah bagaimana jika aku bercermin. Setelah kemarin aku mendengar kabarmu dari ibuku, jelas aku terkejut dan begitu terpukul.
Menangis, ya menangis tiada henti dan sekaligus tanpa malu di hadapan banyak orang yang ada di rumahku. Kau tahu kan? Rumahku adalah ruko, pasti kan banyak orang yang melihatku. Tapi bukan hanya itu, dengan sangat kebetulan, dirumahku kedatangan tamu dari keluarga. Oh tambahlah tak tahu malu. Umur yang sudah meranjak dewasa, sudah bekerja, tapi pulang kerja mentalku masih seperti anak TK yang menangis jika permennya jatuh.
Tapi mengapa bisa ku menangisimu? Aku menangis karna tak sempat menengokmu dan bahkan belum memberimu semangat hidup saat kau berada di RS. Ya, sungguh aku menyesalkan ini. Kau tahu? Pada saat kutahu kabarmu sedang sakit parah saja, aku cemas dan ingin sekali menengokmu. Waktuku kini berbenturan dengan pekerjaanku, terlebih aku tak tahu kau di rawat dimana karna ibumu jarang sekali terlihat dan sulit untuk sekedar menanyakan kabarmu.
Lantas jika hanya itu, mengapa aku terus menangis? Ini memang sulit dan berat untuk ku jelaskan, kau teman masa kecilku. Kita mulai kenalpun hanya karna berebutan anak kucing. Kau ingat? Aku pernah menangis karna ulahmu yang menuduh aku mencuri anak kucing itu. Padahal, anak kucing itu datang sendiri kerumahku. Selanjutnya kitapun berteman baik. Aku menjadi anak perempuan yang senang bermain layang-layang dan kelereng karnamu. Menjadi sering berlari pagi bersamamu, padahal sebelumnya aku sangat malas sekali lari pagi.
Kau teman kecilku yang berbeda dengan teman kecilku yang laki-laki lainnya. Anak laki-laki lain enggan bermain dengan anak perempuan, katanya perempuan itu cemen, gampang nangis, dan lainnya. Tapi kamu? Masih tetap ingin bermain denganku dan tidak seperti anak laki-laki lainnya. Kau pun tetap menjadi anak laki-laki yang nakal dan benar2 menjengkelkan jika bermain bersama anak laki-laki lainnya. Tapi saat kau bermain denganku, kau baik, sopan, dan tidak banyak ulah.
Oya, aku sempat juga menyukaimu kalau tak salah ingat. Tapi aku tak mengerti apakah itu suka artinya cinta atau suka artinya senang bermain denganmu. Aku lupa soal itu, yang jelas dulu menyenangkan :')
Kita pun berhenti bermain setelah aku memasuki jenjang pendidikan menengah pertama. Ya, cukuup lama sekali tak bermain. Paling tidak bertemu saat dijalan, di warung, atau tempat lainnya kita hanya mengobrol sedikit dan selesai. Tak jauh beda kau dengan yang dulu saat kita bertemu kala itu. Kau masih saja menyapaku dengan sopan, dan kadang memberikan senyumanmu kepadaku dengan tulus. Bahkan kita pernah digoda oleh ibuku kalau kita saling jatuh cinta. Ahahaha lucunya :')
Namun, cerita manis menjadi kenangan kini. Aku disini hanya bisa menyunggingkan senyumku dengan mata bengkak karna habis menangis semalamam, dan rambut yang agak lumayan kusut. Aku tetap menulis ini karna Bos ku sedang tak memperhatikan kerjaanku. Ya, ambil kesempatan dari kesempitan sepertinya.
Semua tak menyangka kau pergi secepat ini Imam. Kau terkenal dengan kesopananmu itu, mengidap penyakit kanker darah yang begitu parahnya. Penyakit yang benar-benar akan mengambil nyawa seseorang. Aku tak bisa membayangkan betapa sakitnya kau saat mengalami penyakit tersebut.
Kini, aku masih saja meneteskan air mata sambil menulis ini. Dan mungkin cukup berat bagiku kehilanganmu hey Imam Bonjol ! (ejekanku dulu). Dengan tulisanku ini, akupun berdoa kepada Yang Maha Esa, agar semua dosamu terampuni oleh Nya.
Tuhan, sambutlah ia dengan maha kehalusanmu. Rangkul ia dengan maha kasih cintamu yang hangat. Buatlah ia bahagia disana bersamaMu selamanya.
Selamat jalan Imam Mustaqim ! semoga kita berjumpa pada satu kebahagiaan yang begitu menakjubkan. Agar kita bisa bermain bersama seperti layaknya dulu kala.
Doaku selalu menyertaimu :’)


Minggu, 23 September 2012

Pantaskah Perempuan Ini ?


       Tadinya aku mau tulis cerita berbeda. Hanya saja terjadilah hal yang tak diinginkan kemarin malam.
       Baiklah, dimulai dari ada banyak orang yang mengatakan bahwa perempuan itu tak layak mengejar laki-laki. Karna akan sangat buruk citra perempuan tersebut jika ia mengejar seorang lelaki.
       Tapi ada juga yang mengatakan bahwa ini jamannya modern, semua orang berhak dan bebas mengungkap apa isi hatinya terhadap orang lain.
       Bagaimana dengan jaman dahulu? Apa ada perempuan yang kalau disebutkan “sangat berani” mengejar lelaki yang ia cinta? Ternyata ada, dan ini pun dalam ajaran islam.
       NEXT !!! ini pun ternyata terjadi padaku. Disaat aku melakukan ini, banyak orang yang berpendapat, berguncing, berdebat, dan lain sebagainya mengenai apakah PANTAS ?
       Aku tertarik pada salah seorang kaum adam, yang benar-benar dapat membuat hati nyaman. Ya, laki-laki ini masuk dalam kategori istimewa. Laki-laki ini pintar, shaleh, menarik, mandiri, dan masih banyak sekali keistimewaan lainnya.
       Dia sering sekali menceritakan perempuan yang ia suka. Baik itu hanya suka, mantan, atau perempuan yang sedang ia dekati. Dari semua cerita perempuan-perempuan itu dapat disimpulkan bahwa ia menyukai perempuan yang “WAH” dimatanya dan dimata orang lain. Aku sempat mengalami pesimis karna hal itu, namun ia menantangku untuk jika memang niat jadilah wanita “WAH”.
Aku lakukan itu karna aku tak suka ditantang oleh orang yang aku suka.
       Dimulai dari fisik ! perempuan yang gendut dan pendek itu bukan wanita “WAH”. Memang cinta harusnya tak boleh dinilai dari fisik karna itu benar-benar sangat membuat sakit hati yang luar biasa. Tapi ini tantangannya !! Diet !
·         Merubah pola makan.
  1. ·         Sarapan hanya boleh apel dan susu diet rasa coklat. Aku benci ini ! aku tak bisa lagi sarapan nasi kuning/nasi uduk buatan mamah yang enak sekali. Bahkan harus minum susu coklat, sedikit kurang suka dengan coklat. Tapi mau tidak mau harus diminum.
  2. ·         Makan siang dengan piring kecil dan porsi sedikit, bahkan harus pilih-pilih. Artinya, tidak boleh karbohidrat yang tinggi, makanan favorit seperti tumis kentang, mie, telur, dan lainnya.
  3. ·         Malampun sama seperti menu sarapan pagi. Aku sering mendengar perutku berbunyi keras !!

       Semua dilakukan hanya untuk satu hal. Mengorbankan uang untuk beli susu diet yang mahal, memakan makanan yang aku tak suka, menghindar dari makanan favorit, olahraga yang ga ada habisnya. TURUN ! tapi magg kambuh. Dirubah lagi sedikit pola makan, dan turunnya akan lebih lama. Tak apa-apa, sabar saja.
       Aku berfikir, jika aku berhasil lakukan semua ini artinya aku benar-benar serius, tak main-main. Tapi ternyata semua ini percuma.
       Nyatanya ia dekat dengan perempuan lain, dan perempuan itu adalah perempuan yang “WAH” selanjutnya. Bukannya sedih, tapi malah kesal. Yah, kesal terhadap diri sendiri.
       Aku tak pernah menginginkan aku lahir seperti ini, aku pun ingin mempunyai keunggulan yang bisa membuat dia tertarik.
       Dia tidak mengetahui semuanya, dia tidak mengerti apa yang kurasa. Dia juga tak paham kalau aku punya rasa yang lebih besar dari rasa yang ia punya untuk perempuan-perempuan itu. TAPI memang, rasa saja tidak cukup. Mungkin untukmu, jadilah ratu jika ingin bersama raja.
       Padahal yang kutahu, hidup ini harus saling melengkapi. Tinggi dan rendah jika disatukan menjadi PAS. Namun tinggi dan tinggi bila disatukan menjadi OVER.
       Kejadian kemarin malam sungguh membuat aku berantakan, sangat sangat berantakan. Tapi aku tetap harus melakukan ini karna aku tak ingin gagal dalam janjiku. Walau kelak tetap saja aku tak berhasil mendapatkan dia. Itu terserah dia, aku hanya ingin menunjukan kalau aku orang yang konsisten dan tak pernah bermain-main dengan perasaan. 

Senin, 10 September 2012

Patah Hati

Ulang kembali tangisan
Ulang kembali lagu-lagu sendu
Ulang kembali puisi-puisi romansa
Ulang kembali kata perpisahan

Tidak merasa disakiti
Namun terasa kekesalan
Bukanlah kepadanya
Namun pada segala di diri

Takkan lagi ada dewa hati
Saat ia memilih hentikan
Rasaku tak punya lagi sahabat
Saat benar ia yakini itu

Seuntai kata inginku katakan
Jika memang berani ku tindakkan
Begitu benar aku mencinta
Tanpa ada yang tersisa

Berakhirnya semua permainan
Pada dasarnya akulah yang kalah
Berakhirnya semua percintaan
Pada dasarnya akulah yang salah



Sikap Sang Mantan

Andai kuasa renggutmu kembali,
Andai kau tak lagi genggamannya, 
Memastikan jika dirimu untukku,
Seutuhnya benar ku harapkan,

Sekejap ingin kusentuh lagi,
Saat benar hatimu adalah hak ku,
Dengar harap suaramu kembali,
Saat benar tiada yang halang,

Dayaku hanya cukup tersenyum,
Jika hadir berita bahagiamu,
Dan risau benar kacau,
Jika bahagiamu mulai mengkerut,

Patutkah kucari celah hatimu,
Pantaskah ku tetap gigih bertahan,
Walau pendusta ini tak layak,
Tak semestinya tahan ku mencintamu.

Wisata mendadak gara-gara GALAU


         Saat itu, Syifa teman saya yang sejak dari TK hingga kini kami tetap bertahan dalam persahabatan itu mengalami kegalauan hati karna sang alumni hatinya. Singkat rahasia, ia ditinggalkan pacarnya ke Jambi untuk bekerja. Namun bukan itu permasalahannya, pacarnya diam-diam seakan menjauh pergi dan pada akhirnya syifa sahabat saya itu melihat status berpacarannya di Facebook tidak dengan dia lagi, melainkan dengan wanita lain. Syifa selalu mengajakku main kalau dia sedang galau, tapi kali ini dia ingin wisata ke alam. Perdebatannya adalah kami berdua tak dapat mengendarai kendaraan untuk pergi wisata.
        Terbesitlah ide ku menuju Sandy sahabatku di SMA. Kebetulan dia memiliki kendaraan yang mencukupi 3 orang sekaligus. Kuturuti lah kemauan Syifa yang ingin pergi wisata untuk mengobati hatinya yang sedang risau. Tujuan kami awalnya ke Tangkub, namun berhubung waktu menjelang malam atau sore kami main-main di kebun teh saja. Berhentilah kami di salah satu saung yang berjajar menjual jagung bakar karna cuaca hujan. Setelah hujan reda, kami lanjutkan perjalanan menuju kebun teh sebelumya. Terhenti di saung lagi, kali ini kami tak pesan jagung bakar melainkan dua porsi sate kelinci untuk Syifa dan Sandi, dan satu porsi nasi goreng untukku karna aku tak menyukai daging. Sambil menunggu pesanan tersebut dihidangkan, kami berjalan ke kebun teh untuk menikmati suasananya dan sedikit narsis dengan berfoto-foto.
        Cuaca mulai gelap, kami kembali ke saung dan menunggu hidangannya. Pada akhirnya, dua porsi sate kelinci itu telah tiba namun hidangan untukku belum juga ada. Sandy bertanya-tanya “sate apa ini ?” dan kita berdua menjawab “sate kelinci”. Setelah mendengar sate kelinci, Sandy terkejut dan tertawa seakan-akan tak percaya jika harus memakan sate kelinci. Kami paksa dan akhirnya ia memakan juga sate tersebut walau yang ia pikir adalah kelinci imut lucu yang dagingnya dijadikan sate dan ia makan. Sungguh ironis melihat mukanya Sandy.. hhahhaa :D sampai perjalanan pulang kami terus membahas sate kelinci.
        Keesokannya, pada jam istirahat Sandy berada didepan kelasku dan berkata “istirahat yu ah, urang eweuh batur”. Melihat wajahnya yang sangat menyedihkan itu aku langsung mengajaknya ke kantin dan makan batagor. Seperti biasanya, jika kami bersama selalu bercerita panjang lebar mengenai hal apapun. Kesimpulannya ternyata temanku yang satu ini sedang mengalami galau. Hahhahaaha aku tertawa terbahak-bahak menyimak ceritanya.
        Pada jam bel pulang, Syifa sahabat saya mengirim sms dan meminta aku ikut pergi wisata ke alam lagi. Oh, ternyata yang mengajak kini adalah Sandy karna ia sedang mengalami kegalauan. Ahahhaaa :D Rencana kami kini pergi ke Ciwidey, tepatnya ke Kawput memakai kendaraan yang dimiliki Sandy lagi. Namun kami mengajak teman satu lagi yaitu Tia teman smp ku dan Syifa dulu.
        Setibanya di Kawput, bukannya aku yang berfoto-foto namun aku diminta tolong oleh ibu-ibu yang berdandan glamour untuk mengambil foto mereka. Ah, sialnya. Setelah itu, kami mulai beraksi seakan-akan menjadi model dadakan. Kami memakai kamera dari hp Sandy karna hp Syifa mengalami kelemahan dalam baterai. Hhahaha tragis sekali. Sempat Syifa ngambek gara-gara aku dan Sandy terlalu sibuk mencari view yang keren untuk berfoto-foto. Padahal Syifa ingin sekali foto memakai hp Sandy karna hp-nya Low. Hahhaha :D
        Setelah kenyang berfoto-foto dan menikmati indahnya alam Kawput, kami langsung putuskan pulang karna angin yang semakin kencang dan hampir membuat tubuh kami menjadi es. Selama di Kawput hingga perjalanan menuju pulang, perutku mengalami kekacauan yang terus-terusan berakibat mengeluarkan angin tak sedap. Ini semua akibat kedinginan. Hhhhaa :D
        Tengah perjalanan, aku ingin kentut, namun tak mungkin aku kentut didalam mobil berisikan 3 manusia yang penciumannya masih baik. Ku pinta Sandi untuk membuka jendela pintu dan kutunggingkan badanku keluar, namun nyatanya kentut itu tak terjadi. Semua teman-temanku menertawakan tingkahku itu. Duduklah kembali di kursi depan samping Sandy yang menyupir. Namun ia tak menutupi kembali jendelanya, hingga aku berkata “San, maneh meuni tega ka urang, nyaho urang teh katirisan hayang hitut kalakah teu ditutupan deui jendelana” sambil memelas ku berkata namun teman-temanku malah semakin puas menertawakan. Beberapa menit kemudian perutku nyatanya benar-benar tak dapat dikompromi. Kuteriak-teriak didalam mobil sambil berkata “Sandy..!! teangan WC gancang ..!!! hayang mod mod..!!” teman-temanku kembali tertawa. Ah, nyatanya mereka sangat senang sekali melihatku menderita. Karna sangat sakit perutku, kaki ku sampai menuju atap-atap mobil, mereka tertawa lagi. Hingga tubuhku benar-benar tak karuan sekali, kaki dimana dan kepala dimana. Berhentilah ku di SPBU yang terdapat toilet.
        Bereslah penderitaanku, namun teman-temanku tetap saja menertawakan ulahku saat itu. Kami lanjutkan lagi perjalanan pulang. Setiba di Baros, kami berhenti di kedai baso karna perut kami telah sangat lapar dan setelahnya kami pulang. Hhahahhahaaha :D
(ternyata kalau sedang galau, bawaannya ingin main yah.. seperti sahabat-sahabat saya itu. hhhhahaha )